·
Pengertian
Stress
Stress
adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk
ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat
membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada
dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental.
Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena
stress, disebut strain. Tetapi, stress dapat mempunyai dua efek yang berbeda,
bisa negatif ataupun positit, tergantung bagaimana kuatnya individu tersebut
menghadapi stress atau bagaimana individu tersebut mempersepsikan stress yang
sedang dihadapinya.
Quick
dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres
yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal
tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan
dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance
yang tinggi.
Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres
yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal
tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit
kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang
diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.
Menurut Robbins (1998), mengemukakan
faktor–faktor yang dapat menimbulkan dan menyebabkan stres kerja antara lain:
Faktor lingkungan
Dimana perubahan yang terjadi secara
tidak pasti dalam lingkungan organisasi dapat mempengaruhi tingakat stres
dikalangan karyawan. Contohnya: keamanan dan keselamatan dalam lingkungan
pekerjaan, perilaku manejer terhadap bawahan, kurangnya kebersamaan dalam
lingkungan pekerjaan.
Faktor organisasional
Seperti tuntutan tugas yang
berlebihan, tekanan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam kurung waktu tertentu.
Faktor individual
Situasi
atau kondisi yang mempengaruhi kehidupan secara individual seperti faktor
ekonomi, keluarga dan kepribadian dari karyawan itu sendiri. Menurut Sarafino
(1994), faktor–faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah:
- Tuntutan kerja yang terlalu tinggi, seperti pekerjaan diluar kontrol pekerja yang harus dilakukan secara berulang dan terus menerus, evaluasi lampiran kerja oleh atasan.
- Perubahan tanggung jawab dalam kerja.
- Pekerjaan yang berkaitkan dengan tanggung jawab terhadap nyawa orang lain, seperti pekerjaan tenaga medis dimana memiliki beban yang tinggi terhadap nyawa orang lain sehingga menyebabkan kelelahan psikis dan akhirnya menimbulkan stres.
- Lingkungan fisik pekerjaan yang tidak nyaman.
- Hobi interpersonal yang tidak baik dalam lingkungan kerja.
- Promosi jabatan yang tidak adekuat.
- Kontol yang padat terhadap pekerjaan.
Menurut Selye (Bell, 1996) stress
diawali dengan reaksi waspada (alarm reaction) terhadap adanya ancaman, yang
ditandai oleh proses tubuh secara otomatis, seperti: meningkatnya denyut jantung,
yang kemudian diikuti dengan reaksi penolakan terhadap stressor dan akan
mencapai tahap kehabisan tenaga (exhaustion) jika individu merasa tidak mampu
untuk terus bertahan.
Lazarus
(1984) menjelaskan bahwa stress juga dapat diartikan sebagai:
- Stimulus, yaitu stress merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stress atau disebut juga dengan stressor.
- Respon, yaitu stress merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stress. Respon yang muncul dapat secara psikologis, seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi dan mudah tersinggung.
·
Proses, yaitu stress digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara
aktif dapat mempengaruhi dampak stress melalui strategi tingkah laku, kognisi
maupun afeksi.
Jadi, stress dapat mempengaruhi
fisik, psikis mental dan emosi. Tetapi, stress dapat mempunyai dua efek yang
berbeda, bisa negatif ataupun positit, tergantung bagaimana kuatnya individu
tersebut menghadapi stress atau bagaimana individu tersebut mempersepsikan
stress yang sedang dihadapinya.
Tipe
Kepribadian yang Berhubungan dengan Stress
Tipe
kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi respons terhadap stresor. Apabila
seseorang yang memiliki tipe kepribadian A, maka lebih rentan terkena stress
dibandingkan dengan tipe kepribadian B. tipe kepribadian A memiliki ciri
ambisius, agresif, kompetitif, kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung,
mudah marah, memiliki kewaspadaan yang berlebihan, berbicara cepat, bekerja
tidak kenal waktu, pandai berorganisasi dan memimpin atau memerintah, lebih
suka bekerja sendirian bila ada tantangan, kaku terhadap waktu, ramah, tidak
mudah dipengaruhi, bila berlibur fikirannya ke pekerjaan dan lain-lain.
Sedangkan tipe kepribadian B memiliki sikap tidak agresif ambisinya
wajar-wajar, penyabar, senang, tidak mudah tersinggung, tidak mudah marah, cara
berbicara tidak tergesa-gesa, perilaku tidak interaktif, lebih suka kerjasama,
mudah bergaul, dan lain-lain atau merupakan kebalikan dari tipe kepribadian A.
·
Kecakapan
Kecakapan Hidup adalah kecakapan untuk melakukan adaptasi dan
prilaku positif yang memungkinkan individu untuk melakukan reaksi secara secara
efektif dalam menghadapi kebutuhan dan tantangan sehari-hari. Sedangkan Menurut
UNICEF yaitu perubahan perilaku atau pendekatan pengembangan perilaku yang
diarahkan untuk menjamin keseimbangan antara pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
·
Nilai dan Kebutuhan
Sosialisasi
Pengertian
sosialisasi secara umum dapat diartikan sebagai proses belajar individu untuk
mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi
pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku
masyarakatnya.
Proses pembelajaran berlangsung
secara bertahap, perlahan tapi pasti dan berkesinambungan. Pada awalnya, proses
itu berlangsung dalam lingkungan keluarga, kemudian berlanjut pada lingkungan
sekitarnya, yaitu lingkungan tetangga, kampung, kota, hingga lingkungan negara
dan dunia. Di samping itu, individu mengalami proses enkulturasi (pembudayaan),
yaitu individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikapnya dengan
adat istiadat, sistem norma, dan peraturan yang berlaku dalam kebudayaan
masyarakatnya.
Adaptasi
Adaptasi adalah
proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam berespon
terhadap stress. Karena banyak stressor tidak dapat dihindari, promosi
kesehatan sering difokuskan pada adaptasi individu, keluarga / komunitas
terhadap stress.
Internalisasi
Internalisasi adalah pengaturan kedalam fikiran atau
kepribadian, perbuatan nilai-nilai, patokan-patokan ide atau praktek-praktek
dari orang-orang lain menjadi bagian dari diri sendiri
·
Reaksi
Stress
Walter
Canon (dalam sarafino, 2006) memberikan deskripsi mengenai bagaiman reaksi
tubuh terhadap suatu peristiwa yang mengancam. Ia menyebutkan reaksi tersebut
sebagai fight-or-fight response karena respon fisiologis mempersiapkan individu
untuk menghadapi atau menghindari situasi yang mengancam tersebut.
Fight-or-fight response menyebabkan individu dapat berespon dengan cepat
terhadap situasi yang mengancam. Akan tetapi bila arousal yang tinggi terus
menerus muncul dapat membahayakan kesehatan individu.
·
Teknik
Penenang Pikiran
Meditasi
Meditasi
atau disebut juga “duduk diam” adalah suatu aktivitas kontrol diri atas aspek
jasmani dan rohani manusia dalam upayanya untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
konteks umum, tujuan tersebut dapat berupa peningkatan kualitas dari salah satu
aspek yang dikontrol atau bahkan keduanya.
Autogenik
Autogenik
berarti sesuatu yang datang dari dalam Anda. Dalam teknik relaksasi ini, Anda
menggunakan kedua bayangan visual dan kewaspadaan tubuh untuk mengurangi stres.
Seperti para pendoa yang terus mengucap mantra, ucapkan kata-kata yang
menenangkan atau kondisi yang Anda harapkan untuk mengendurkan otot tegang, dan
membantu pikiran lebih tenang. Membayangkan tempat yang tenang juga akan
membantu. Fokuskan diri untuk mengatur, menenangkan diri dengan pernapasan,
mengurangi detak jantung, atau merasakan sensasi fisik yang berbeda, seperti
mengendurkan otot lengan dan kaki secara bergantian.
Relaksasi otot progresif.
Pada
teknik relaksasi ini, Anda memfokuskan diri dengan menegang-kendurkan
setiap kelompok otot tubuh Anda. Ini akan membantu Anda berfokus pada jeda
antara otot yang tegang dan relaksasinya. Anda akan semakin menyadari sensasi
fisik pada tubuh.
·
Cara Mencegah Stress
Perasaan stress
sering kali menjadi musuh dalam selimut. Perasaan ini datang tiba-tiba dan
sering sulit dikendalikan. Tapi bila tidak, stress dapat memicu timbulnya
berbagai penyakit di kemudian hari. Salah satunya yang banyak diidap orang
adalah penyakit jantung, darah tinggi dan stroke. Ibarat sedia payung sebelum
hujan, ada baiknya kita menghindari srtess dengan cara berikut.
Energi positif
Keluarkan
energi positif dalam diri Anda dengan selalu berpikir positif dan optimis dalam
menghadapi setiap permasalahan. Sadarlah bahwa di setiap permasalahan pasti ada
jalan keluar.
Selain itu
jangan bersikap terlau keras pada diri sendiri. Ketahuilah bahwa setiap rencana
yang telah dibuat belum tentu pasti dapat tercapai karena adanya halangan.
Bersikaplah
lebih fleksibel sehingga Anda pun dapat lebih menikmati hidup.
Menjaga
kesehatan
Di dalam tubuh
yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Maka, jagalah kesehatan tubuh Anda dengan
berolah raga teratur, tidur yang cukup dan makan makanan bergizi seimbang. Olah
tubuh dapat merangsang keluarnya endorphine yaitu zat yang membuat tubuh
merasa nyaman, sehingga orang yang berolah raga teratur biasanya tampak sehat
dan bahagia. Olah raga teratur ni pun harus didukung dengan pola makan dan
istirahat yang baik.
Kendalikan
emosi
Cara termudah
untuk mengendalikan emosi adalah dengan minum air putih yang banyak saat di
ambang kemarahan. Air putih ini dapat menenangkan emosi Anda dan membantu untuk
berpikir lebih jernih. Emosi yang berlebihan yang tidak perlu justru dapat
menjadi pemicu stress. Bersikaplah lebih sabar dan berpikir lebih luas agar
dapat memahami setiap masalah dengan jernih.
Rehat sejenak
Luangkan waktu Anda
sedikit untuk beristiharat. Gunakan akhir pekan dengan baik dan maksimal untuk
memanjakan diri sendiri dan keluar dari rutinitas sehari-hari. Kumpul bersama
keluarga atau teman-teman dapat menjadi cara terbaik untuk memumbuhkan energi
positif dan semangat baru.
Terbuka
Jangan pendam
masalah Anda sendirian. Seperti ada pepatah yang mengatakan, that’s what
friends are for. Dengan berbagi cerita setidaknya beban terasa lebih ringan
dan tidak mengendap terus di dalam pikiran.
Tingkatkan
rasa humor
Secara klinis,
humor dapat digunakan untuk mengatasi rasa stress. Sekarang ini di Indonesaia
sudah muncul kelompok-kelompok terapi yang melakukan terapi tertawa. Biasanya
dilakukan oleh sekelompok orang minimal 5 orang selama 5 sampai 10 menit. Humor
perlu dilakukan agar syaraf tidak terlalu tegang dan tubuh mendapat relaksasi
walau sejenak.
Stress yang
pernah saya alami dalam hidup saya adalah, ketika saya akan menghadapi ujian
yang menurut saya sulit, saya seringkali menjadi jatuh sakit. Karena sebelumnya
saya sudah berpikir bahwa saya tidak akan bisa mengerjakan ujian tersebut.
Tetapi segi positifnya, saya menjadi terpacu untuk belajar lebih tekun agar
bisa mendapatkan nilai yang bagus.