Kamis, 06 Juni 2013

TUGAS 3 KESEHATAN MENTAL



·         Pengertian Stress
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain. Tetapi, stress dapat mempunyai dua efek yang berbeda, bisa negatif ataupun positit, tergantung bagaimana kuatnya individu tersebut menghadapi stress atau bagaimana individu tersebut mempersepsikan stress yang sedang dihadapinya.
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
                  Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.
                  Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.

Menurut Robbins (1998), mengemukakan faktor–faktor yang dapat menimbulkan dan menyebabkan stres kerja antara lain:
Faktor lingkungan
Dimana perubahan yang terjadi secara tidak pasti dalam lingkungan organisasi dapat mempengaruhi tingakat stres dikalangan karyawan. Contohnya: keamanan dan keselamatan dalam lingkungan pekerjaan, perilaku manejer terhadap bawahan, kurangnya kebersamaan dalam lingkungan pekerjaan.
Faktor organisasional
Seperti tuntutan tugas yang berlebihan, tekanan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam kurung waktu tertentu.
Faktor individual
Situasi atau kondisi yang mempengaruhi kehidupan secara individual seperti faktor ekonomi, keluarga dan kepribadian dari karyawan itu sendiri. Menurut Sarafino (1994), faktor–faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah:
  1. Tuntutan kerja yang terlalu tinggi, seperti pekerjaan diluar kontrol pekerja yang harus dilakukan secara berulang dan terus menerus, evaluasi lampiran kerja oleh atasan. 
  2. Perubahan tanggung jawab dalam kerja. 
  3. Pekerjaan yang berkaitkan dengan tanggung jawab terhadap nyawa orang lain, seperti pekerjaan tenaga medis dimana memiliki beban yang tinggi terhadap nyawa orang lain sehingga menyebabkan kelelahan psikis dan akhirnya menimbulkan stres. 
  4. Lingkungan fisik pekerjaan yang tidak nyaman. 
  5. Hobi interpersonal yang tidak baik dalam lingkungan kerja. 
  6. Promosi jabatan yang tidak adekuat. 
  7. Kontol yang padat terhadap pekerjaan.
Menurut Selye (Bell, 1996) stress diawali dengan reaksi waspada (alarm reaction) terhadap adanya ancaman, yang ditandai oleh proses tubuh secara otomatis, seperti: meningkatnya denyut jantung, yang kemudian diikuti dengan reaksi penolakan terhadap stressor dan akan mencapai tahap kehabisan tenaga (exhaustion) jika individu merasa tidak mampu untuk terus bertahan.
Lazarus (1984) menjelaskan bahwa stress juga dapat diartikan sebagai:
  • Stimulus, yaitu stress merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stress atau disebut juga dengan stressor. 
  • Respon, yaitu stress merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stress. Respon yang muncul dapat secara psikologis, seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi dan mudah tersinggung.
·         Proses, yaitu stress digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif dapat mempengaruhi dampak stress melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi.
Jadi, stress dapat mempengaruhi fisik, psikis mental dan emosi. Tetapi, stress dapat mempunyai dua efek yang berbeda, bisa negatif ataupun positit, tergantung bagaimana kuatnya individu tersebut menghadapi stress atau bagaimana individu tersebut mempersepsikan stress yang sedang dihadapinya.
Tipe Kepribadian yang Berhubungan dengan Stress
Tipe kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi respons terhadap stresor. Apabila seseorang yang memiliki tipe kepribadian A, maka lebih rentan terkena stress dibandingkan dengan tipe kepribadian B. tipe kepribadian A memiliki ciri ambisius, agresif, kompetitif, kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung, mudah marah, memiliki kewaspadaan yang berlebihan, berbicara cepat, bekerja tidak kenal waktu, pandai berorganisasi dan memimpin atau memerintah, lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan, kaku terhadap waktu, ramah, tidak mudah dipengaruhi, bila berlibur fikirannya ke pekerjaan dan lain-lain. Sedangkan tipe kepribadian B memiliki sikap tidak agresif ambisinya wajar-wajar, penyabar, senang, tidak mudah tersinggung, tidak mudah marah, cara berbicara tidak tergesa-gesa, perilaku tidak interaktif, lebih suka kerjasama, mudah bergaul, dan lain-lain atau merupakan kebalikan dari tipe kepribadian A.
·         Kecakapan
Kecakapan Hidup adalah  kecakapan untuk melakukan adaptasi dan prilaku positif yang memungkinkan individu untuk melakukan reaksi secara secara efektif dalam menghadapi kebutuhan dan tantangan sehari-hari. Sedangkan Menurut UNICEF yaitu perubahan perilaku atau pendekatan pengembangan perilaku yang diarahkan untuk menjamin keseimbangan antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan.



·         Nilai dan Kebutuhan
Sosialisasi
Pengertian sosialisasi secara umum dapat diartikan sebagai proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya.
Proses pembelajaran berlangsung secara bertahap, perlahan tapi pasti dan berkesinambungan. Pada awalnya, proses itu berlangsung dalam lingkungan keluarga, kemudian berlanjut pada lingkungan sekitarnya, yaitu lingkungan tetangga, kampung, kota, hingga lingkungan negara dan dunia. Di samping itu, individu mengalami proses enkulturasi (pembudayaan), yaitu individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan peraturan yang berlaku dalam kebudayaan masyarakatnya.
            Adaptasi
Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam berespon terhadap stress. Karena banyak stressor tidak dapat dihindari, promosi kesehatan sering difokuskan pada adaptasi individu, keluarga / komunitas terhadap stress.
Internalisasi
Internalisasi adalah pengaturan kedalam fikiran atau kepribadian, perbuatan nilai-nilai, patokan-patokan ide atau praktek-praktek dari orang-orang lain menjadi bagian dari diri sendiri

·         Reaksi Stress

Walter Canon (dalam sarafino, 2006) memberikan deskripsi mengenai bagaiman reaksi tubuh terhadap suatu peristiwa yang mengancam. Ia menyebutkan reaksi tersebut sebagai fight-or-fight response karena respon fisiologis mempersiapkan individu untuk menghadapi atau menghindari situasi yang mengancam tersebut. Fight-or-fight response menyebabkan individu dapat berespon dengan cepat terhadap situasi yang mengancam. Akan tetapi bila arousal yang tinggi terus menerus muncul dapat membahayakan kesehatan individu. 
·         Teknik Penenang Pikiran
Meditasi
Meditasi atau disebut juga “duduk diam” adalah suatu aktivitas kontrol diri atas aspek jasmani dan rohani manusia dalam upayanya untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks umum, tujuan tersebut dapat berupa peningkatan kualitas dari salah satu aspek yang dikontrol atau bahkan keduanya.
           
Autogenik
Autogenik berarti sesuatu yang datang dari dalam Anda. Dalam teknik relaksasi ini, Anda menggunakan kedua bayangan visual dan kewaspadaan tubuh untuk mengurangi stres. Seperti para pendoa yang terus mengucap mantra, ucapkan kata-kata yang menenangkan atau kondisi yang Anda harapkan untuk mengendurkan otot tegang, dan membantu pikiran lebih tenang. Membayangkan tempat yang tenang juga akan membantu. Fokuskan diri untuk mengatur, menenangkan diri dengan pernapasan, mengurangi detak jantung, atau merasakan sensasi fisik yang berbeda, seperti mengendurkan otot lengan dan kaki secara bergantian.

Relaksasi otot progresif.
Pada teknik relaksasi ini, Anda memfokuskan diri dengan menegang-kendurkan setiap kelompok otot tubuh Anda. Ini akan membantu Anda berfokus pada jeda antara otot yang tegang dan relaksasinya. Anda akan semakin menyadari sensasi fisik pada tubuh.

·    Cara Mencegah Stress
Perasaan stress sering kali menjadi musuh dalam selimut. Perasaan ini datang tiba-tiba dan sering sulit dikendalikan. Tapi bila tidak, stress dapat memicu timbulnya berbagai penyakit di kemudian hari. Salah satunya yang banyak diidap orang adalah penyakit jantung, darah tinggi dan stroke. Ibarat sedia payung sebelum hujan, ada baiknya kita menghindari srtess dengan cara berikut.

Energi positif
Keluarkan energi positif dalam diri Anda dengan selalu berpikir positif dan optimis dalam menghadapi setiap permasalahan. Sadarlah bahwa di setiap permasalahan pasti ada jalan keluar.
Selain itu jangan bersikap terlau keras pada diri sendiri. Ketahuilah bahwa setiap rencana yang telah dibuat belum tentu pasti dapat tercapai karena adanya halangan.
Bersikaplah lebih fleksibel sehingga Anda pun dapat lebih menikmati hidup.
Menjaga kesehatan
Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Maka, jagalah kesehatan tubuh Anda dengan berolah raga teratur, tidur yang cukup dan makan makanan bergizi seimbang. Olah tubuh dapat merangsang keluarnya endorphine yaitu zat yang membuat tubuh merasa nyaman, sehingga orang yang berolah raga teratur biasanya tampak sehat dan bahagia. Olah raga teratur ni pun harus didukung dengan pola makan dan istirahat yang baik.

Kendalikan emosi
Cara termudah untuk mengendalikan emosi adalah dengan minum air putih yang banyak saat di ambang kemarahan. Air putih ini dapat menenangkan emosi Anda dan membantu untuk berpikir lebih jernih. Emosi yang berlebihan yang tidak perlu justru dapat menjadi pemicu stress. Bersikaplah lebih sabar dan berpikir lebih luas agar dapat memahami setiap masalah dengan jernih.
Rehat sejenak
Luangkan waktu Anda sedikit untuk beristiharat. Gunakan akhir pekan dengan baik dan maksimal untuk memanjakan diri sendiri dan keluar dari rutinitas sehari-hari. Kumpul bersama keluarga atau teman-teman dapat menjadi cara terbaik untuk memumbuhkan energi positif dan semangat baru.
Terbuka
Jangan pendam masalah Anda sendirian. Seperti ada pepatah yang mengatakan, that’s what friends are for. Dengan berbagi cerita setidaknya beban terasa lebih ringan dan tidak mengendap terus di dalam pikiran.
Tingkatkan rasa humor
Secara klinis, humor dapat digunakan untuk mengatasi rasa stress. Sekarang ini di Indonesaia sudah muncul kelompok-kelompok terapi yang melakukan terapi tertawa. Biasanya dilakukan oleh sekelompok orang minimal 5 orang selama 5 sampai 10 menit. Humor perlu dilakukan agar syaraf tidak terlalu tegang dan tubuh mendapat relaksasi walau sejenak.
      Stress yang pernah saya alami dalam hidup saya adalah, ketika saya akan menghadapi ujian yang menurut saya sulit, saya seringkali menjadi jatuh sakit. Karena sebelumnya saya sudah berpikir bahwa saya tidak akan bisa mengerjakan ujian tersebut. Tetapi segi positifnya, saya menjadi terpacu untuk belajar lebih tekun agar bisa mendapatkan nilai yang bagus.